Grup Bank Dunia membuka lowongan pekerjaan untuk menangani manajemen risiko bencana atau Disaster Risk Management (DRM) di Indonesia. Mengutip laman resmi World Bank, DRM akan melakukan analisis manajemen proyek dan implementasi dengan klien.
Lebih lanjut, DRM membantu menyelesaikan masalah yang muncul secara proaktif untuk mendapatkan hasil yang baik di lapangan. Kemudian memberikan laporan kepada Practice Manager. Mengadopsi sistem risiko bencana global dan ketahanan kota untuk Indonesia, serta membuat konten substantif untuk kebijakan, penelitian, presentasi, catatan singkat dan pekerjaan analisis lainnya.
Persyaratan:
- Gelar Master yang diakui secara internasional di bidang ekonomi, geografi, keuangan, lingkungan, perencanaan kota, teknik sipil, hidrologi, administrasi publik, manajemen sumber daya alam dan bidang terkait lain
- Memiliki pengalaman 5 tahun di bidang yang terkait bencana alam, kemanusiaan, perubahan iklim, infrastruktur dan manajemen risiko bencana
- Memiliki pengetahuan tentang manajemen risiko bencana dan konsep tata kelola, kesiapan darurat dan strategi pemulihan
- Memiliki pengalaman kerja di Indonesia dengan lembaga pemerintah di tingkat nasional atau daerah
Latar belakang dibukanya lowongan pekerjaan ini karena Indonesia merupakan salah satu negara yang paling rawan bencana di dunia. Hal ini karena lebih dari 60% kabupaten yang ada di Indonesia berisiko banjir.
Selain itu Indonesia juga terletak di wilayah Cincin Api Pasifik dan menyebabkan Indonesia rentan gempa akibat dikelilingi 127 gunung berapi aktif.
Periode 2007-2018 saja bencana alam yang terjadi merenggut 7.375 jiwa dan 55 juta orang kehilangan tempat tinggal. Kemudian kerugian yang dialami mencapai US$ 2,2 miliar atau US$ 3 miliar.
Indonesia membutuhkan investasi yang berkelanjutan dan komitmen jangka panjang untuk memperkuat kesiapan menghadapi bencana dan peringatan dini. Bank Dunia bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dalam pendekatan komprehensif untuk memperkuat ketahanan Indonesia terhadap guncangan bencana.
Dukungan tersebut meliputi pembiayaan untuk pemulihan pascabencana, manajemen risiko bencana, hingga investasi yang bisa mengurangi dampak bencana.
Periode 2007-2018 saja bencana alam yang terjadi merenggut 7.375 jiwa dan 55 juta orang kehilangan tempat tinggal. Kemudian kerugian yang dialami mencapai US$ 2,2 miliar atau US$ 3 miliar.
Indonesia membutuhkan investasi yang berkelanjutan dan komitmen jangka panjang untuk memperkuat kesiapan menghadapi bencana dan peringatan dini. Bank Dunia bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dalam pendekatan komprehensif untuk memperkuat ketahanan Indonesia terhadap guncangan bencana.
Dukungan tersebut meliputi pembiayaan untuk pemulihan pascabencana, manajemen risiko bencana, hingga investasi yang bisa mengurangi dampak bencana.
Sebanyak lima bidang dukungan yang diberikan Bank Dunia adalah investasi pengurangan risiko bencana termasuk pengembangan, perencanaan tata ruang, mitigasi risiko seismik, dan manajemen risiko banjir perkotaan. Kemudian pembentukan kesadaran dan kesiapan masyarakat, termasuk perencanaan dan pendidikan risiko bencana.
Selanjutnya adalah kapasitas sistem peringatan dini, termasuk jaringan pemantauan terpadu, pengawasan daerah berisiko tinggi, prediksi dampak dan peringatan yang akurat. Kapasitas manajemen untuk memberikan respon yang cepat dan andal. Tugas disaster risk management diharapkan bisa mengimplementasikan dan mengembangkan program DRM Bank di Indonesia.
Untuk informasi lengkapnya klik di sini.
Selanjutnya adalah kapasitas sistem peringatan dini, termasuk jaringan pemantauan terpadu, pengawasan daerah berisiko tinggi, prediksi dampak dan peringatan yang akurat. Kapasitas manajemen untuk memberikan respon yang cepat dan andal. Tugas disaster risk management diharapkan bisa mengimplementasikan dan mengembangkan program DRM Bank di Indonesia.
Untuk informasi lengkapnya klik di sini.
