Tapanuli Utara yang beribukota di Tarutung memiliki cukup banyak objek pariwisata, mulai dari wisata alam, wisata sejarah, wisata religi dan berbagai jenis wisata yang lain. Karena itu tidak salah jika kabupaten yang merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Utara ini menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu sumber potensial dalam mengeruk PAD (Pendapatan Asli Daerah).
Diantara sekian banyak objek wisata tersebut, inilah 10 tempat wisata keren yang ada di Tapanuli Utara.
Kawah Sipoholon
Objek wisata ini merupakan pemandian air panas yang berada di Kelurahan Situmeang Habinsarang, Kecamatan Sipoholon. Daya tarik dari Kawah Sipoholon terpancar dari dua sumber mata air panas yang posisinya berdampingan, dengan lubang yang tidak seberapa besar.
Keduanya seolah berpacu untuk mengeluarkan air dari dalam tanah dan air tersebut mengalir membentuk sungai yang sebagian dibuatkan kolam untuk selanjutnya dijadikan sebagai pemandian air panas. Cukup banyak wisatawan yang berkunjung ke Kawah Sipoholon setiap harinya, baik untuk relaksasi, terapi maupun ingin menikmati sensasi mandi di kolam alam dengan suhu air yang hangat.
Pemandian Air Panas Tamaro
Sama halnya dengan Kawah Sipoholon, objek wisata ini memanjakan pengunjung dengan kolam air panasnya. Bedanya, jika kolam yang dimiliki Kawah Sipoholon dibalut oleh keindahan pemandangan alam, maka Pemandian Air Panas dengan Sensasi Segar di Tamaro kolamnya tidak berbeda jauh dengan kolam pemandian pada umumnya.
Tidak butuh ongkos yang mahal untuk dapat menikmati sensasi mandi air hangat bercampur belerang di kolam yang ada di Desa Hutabarat, Kecamatan Tarutung ini, karena harga tiket masuk hanya Rp.5.000.
Pemandian Air Soda Parbubu
Pemandian yang satu ini wajib dikunjungi, karena yang namanya pemandian air soda, hanya ada 2 di dunia, satu berada di Venezuela, satunya lagi ada di Desa Parbubu, Kecamatan Tarutung, Sumatera Utara.
Berbeda dengan kolam pemandian pada umumnya, kolam air soda mengeluarkan gas dari dasar kolam yang membentuk buih-buih dan gelembung udara saat gas tersebut keluar dari permukaan air. Hal inilah yang membuat mereka yang berenang di kolam air soda tidak akan tenggelam meskipun tidak bisa berenang.
Keunikan lain dari kolam langka ini adalah, mereka yang sehabis mandi di pemandian air soda, tubuhnya akan terasa segar dan kulitnya akan terasa lebih halus dari sebelumnya. Menurut hasil uji kedokteran di Jogjakarta dan Bandung, air yang ada di kolam ini dapat dijadikan obat sakit mata, mengobati gatal-gatal, dan jika diminum bisa mengobati asam urat, pengapuran serta reumatik.
Pulau Sibandang
Selain Samosir, pulau lain yang banyak dikunjungi wisatawan saat berkunjung ke Danau Toba adalah Pulau Sibandang yang menjadi bagian dari wilayah Kecamatan Muara. Pulau yang juga dikenal dengan sebutan Pulau Mangga karena bentuknya yang mirip dengan buah mangga ini memiliki daya tarik tersendiri karena memiliki lanskap yang menyejukkan mata lewat hijaunya pepohonan, bebatuan dan tentunya hamparan air Danau Toba.
Huta Ginjang
Tempat inilah yang pernah dikunjungi Presiden Joko Widodo saat menikmati keindahan Danau Toba. Berada pada ketinggian 1.550 meter dpl, Huta Ginjang yang memiliki arti Kampung Tinggi, memang menjadi tempat yang tepat untuk melihat lanskap Danau Toba dari atas ketinggian.
Selain menghadirkan panorama yang indah, tempat ini juga menyediakan sarana bagi mereka yang ingin memacu adrenalin lewat olahraga paralayang. Terbang di atas hamparan air Danau Toba, tentunya akan menjadi pengalaman indah yang tidak akan terlupakan sepanjang hidup.
Salib Kasih
Destinasi wisata religi ini berupa monumen berbentuk salib berukuran besar yang menjulang tinggi. Dibangun pada bulan Oktober 1933 untuk mengenang dan menghormati jasa seorang misionaris Kristen berkebangsaan Jerman yang bernama Ingwer Ludwig Nommensen yang membawa agama Kristen ke Tapanuli.
Berlokasi di Desa Dolok, Kecamatan Siatas Barita, Salib Kasih tidak hanya menjadi tempat berdoa alias wisata religi tapi juga merupakan wisata alam, karena lokasinya yang berada di atas bukit dikelilingi pepohonan tinggi dengan pemandangan sekeliling yang sangat indah.
Bukit Doa
Wisata religi lainnya di Tapanuli Utara yang berbalut dengan keindahan alam adalah Bukit Doa yang berlokasi di Desa Huta Ginjang, Kecamatan Muara. Di sini bahkan tersedia lokasi gathering, outbond area serta tempat untuk menggelar pesta pernikahan bernuansa alam.
Bukit Doa menarik banyak minat wisatawan, karena di sini terdapat Jalan Salib yang disebut Jalan Salib Mahawu yang bercerita tentang kisah Yesus Kristus dengan 14 lokasi pemberhentian. Sementara di puncaknya terdapat Kapel Maria yang memiliki bentuk unik danb berbeda dari gereja-gereja biasa.
Muara Nauli
Muara Nauli adalah nama sebuah kecamatan yang dikaruniai alam mempesona di setiap sudutnya serta merupakan salah satu tempat yang ideal untuk menikmati view Danau Toba dari atas ketinggian.
Banyaknya wisatawan yang berburu keindahan alam di tempat ini, membuat Muara Nauli menarik banyak investor sehingga penginapan dalam bentuk villa dan hotel-hotel berbintang dapat dengan mudah ditemui di Muara Nauli.
Tugu Toga Aritonang
Didirikan oleh Marga Aritonang yang merupakan keturunan Raja Lontung ke-6, tugu yang diresmikan pada tanggal 11 dan 12 Maret 2016 ini dimaksudkan untuk mempersatukan marga Aritonang. Tidak main-main, untuk membangun tugu setinggi 33 meter tersebut menghabiskan dana sekitar Rp. 5 miliar.
Terletak di atas bukit di desa Dolok Martumbur, Kecamatan Muara, bentuk dari tugu yang futuristik ini cukup menarik minat para wisatawan. Terlebih panorama di sekelilingnya sangat memukau dengan view utama Danau Toba, membuat Tugu Toga Aritonang tidak pernah sepi dari wisatawan.
Situs Hindu Hopong
Tidak banyak yang tahu kalau penyebaran agama Hindu di Nusantara juga sampai di daratan Sumatera utara, tepatnya di lereng bukit Jalur Taput, Kecamatan Simangumban. Jejak-jejak peninggalan agama Hindu tersebut berupa gua dan patung-patung yang bentuknya hampir sama dengan patung-patung yang ada di candi Simangambat yang ada di Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailing Natal. Sehingga situs Hindu Hopang diperkirakan dibangun pada masa pemerintahan Kerajaan Sriwijaya yakni pada abad IX.
No comments
Post a Comment