Social Items


Seorang konsumen bakso di Madiun bernama Ajeng mengunggah video mengenai bakso tikus di media sosialnya.
Bakso yang dibeli Ajeng dijual oleh seorang pedagang di Pilangkenceng, Madiun bernama Sugeng.

Video yang memperlihatkan potongan-potongan bagian diduga kaki tikus tersebut kemudian viral.
Polres Madiun bergerak cepat menyelidiki kasus itu. Berikut fakta-fakta mengenai viral bakso kaki tikus yang berhasil dihimpun oleh Kompas.com:

1. Rekam video dan viral

Shutterstock
Ilustrasi viral
Seorang konsumen bakso di Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Ajeng mengunggah video bakso diduga berdaging tikus.
Dalam video tersebut, pengunggah meremas pentol bakso pada sebuah mangkok berwarna hijau.

Ia menunjukkan sesuatu yang diduganya sebagai kaki tikus.
Kalimat daging tikus kemudian bermunculan dalam komentar di media sosial.
Video tersebut viral. Polres Madiun bergerak cepat mengusut kasus itu.

2. Sampel diteliti

Ilustrasi laboratorium
Satreskrim Polres Madiun kemudian melakukan uji laboratorium dengan mengambil sampel pentol bakso.
Tak hanya satu pedagang saja, polisi mengambil sampel pentol bakso sisa yang dimakan konsumen hingga penyuplai pentol bakso.
Sampel tersebut dibawa ke laboratorium Balai Veteriner di Boyolali, Jawa Tengah untuk diteliti.
Setelah hasil penelitian laboratorium keluar, polisi mengumumkannya di hadapan awak media, penjual bakso serta pengunggah video.

3. Tidak mengandung tikus

Kapolres Madiun AKBP Ruruh Wicaksono memastikan, pentol bakso tidak mengandung potongan kaki tikus. Hal itu didasarkan pada hasil penelitian laboratorium.

"Potongan itu bukan kaki tikus, melainkan bagian dari organ dalam mulut sapi," ungkap Ruruh, seperti dilansir dari Antara, Jumat (31/1/2020).
Kapolres menjelaskan, potongan diduga kaki tikus yang terdapat pada sampel bakso tidak berkuku. Sedangkan pada struktur kaki tikus yang asli terdapat kuku.
Pada potongan diduga kaki tikus itu juga tidak terdapat telapak kaki dan tulang.
Padahal struktur kaki tikus yang asli memiliki telapak kaki dan tulang.

4. Omzet terjun, pengunggah minta maaf

Ilustrasi jabat tangan.
Sugeng mengaku usahanya hampir bangkrut usai diterpa isu bakso mengandung kaki tikus yang rupanya tak terbukti.
Ia menuturkan, biasanya dalam satu hari bisa mnegantongi omzet hingga Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta.
"Setelah viral, bakso yang saya jual hanya laku Rp 50.000 hingga Rp 70.000 (sehari),"ungkap Sugeng.
Pengunggah video telah meminta maaf pada Sugeng. Sugeng berharap, hal tersebut menjadi pelajaran berharga bagi semua orang agar berhati-hati dalam menggunakan media sosial.

Sumber : kompas.com

4 Fakta di Balik Viral Bakso Kaki Tikus, Omzet Terjun hingga Pengunggah Ajak Damai

NewsralBLog

Seorang konsumen bakso di Madiun bernama Ajeng mengunggah video mengenai bakso tikus di media sosialnya.
Bakso yang dibeli Ajeng dijual oleh seorang pedagang di Pilangkenceng, Madiun bernama Sugeng.

Video yang memperlihatkan potongan-potongan bagian diduga kaki tikus tersebut kemudian viral.
Polres Madiun bergerak cepat menyelidiki kasus itu. Berikut fakta-fakta mengenai viral bakso kaki tikus yang berhasil dihimpun oleh Kompas.com:

1. Rekam video dan viral

Shutterstock
Ilustrasi viral
Seorang konsumen bakso di Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Ajeng mengunggah video bakso diduga berdaging tikus.
Dalam video tersebut, pengunggah meremas pentol bakso pada sebuah mangkok berwarna hijau.

Ia menunjukkan sesuatu yang diduganya sebagai kaki tikus.
Kalimat daging tikus kemudian bermunculan dalam komentar di media sosial.
Video tersebut viral. Polres Madiun bergerak cepat mengusut kasus itu.

2. Sampel diteliti

Ilustrasi laboratorium
Satreskrim Polres Madiun kemudian melakukan uji laboratorium dengan mengambil sampel pentol bakso.
Tak hanya satu pedagang saja, polisi mengambil sampel pentol bakso sisa yang dimakan konsumen hingga penyuplai pentol bakso.
Sampel tersebut dibawa ke laboratorium Balai Veteriner di Boyolali, Jawa Tengah untuk diteliti.
Setelah hasil penelitian laboratorium keluar, polisi mengumumkannya di hadapan awak media, penjual bakso serta pengunggah video.

3. Tidak mengandung tikus

Kapolres Madiun AKBP Ruruh Wicaksono memastikan, pentol bakso tidak mengandung potongan kaki tikus. Hal itu didasarkan pada hasil penelitian laboratorium.

"Potongan itu bukan kaki tikus, melainkan bagian dari organ dalam mulut sapi," ungkap Ruruh, seperti dilansir dari Antara, Jumat (31/1/2020).
Kapolres menjelaskan, potongan diduga kaki tikus yang terdapat pada sampel bakso tidak berkuku. Sedangkan pada struktur kaki tikus yang asli terdapat kuku.
Pada potongan diduga kaki tikus itu juga tidak terdapat telapak kaki dan tulang.
Padahal struktur kaki tikus yang asli memiliki telapak kaki dan tulang.

4. Omzet terjun, pengunggah minta maaf

Ilustrasi jabat tangan.
Sugeng mengaku usahanya hampir bangkrut usai diterpa isu bakso mengandung kaki tikus yang rupanya tak terbukti.
Ia menuturkan, biasanya dalam satu hari bisa mnegantongi omzet hingga Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta.
"Setelah viral, bakso yang saya jual hanya laku Rp 50.000 hingga Rp 70.000 (sehari),"ungkap Sugeng.
Pengunggah video telah meminta maaf pada Sugeng. Sugeng berharap, hal tersebut menjadi pelajaran berharga bagi semua orang agar berhati-hati dalam menggunakan media sosial.

Sumber : kompas.com

No comments