Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita berharap pada Januari 2020 tak ada lagi minyak goreng dalam bentuk curah.
Hal ini menurutnya merupakan upaya Kemendag untuk meningkatkan mutu dan keamanan pangan yang dikonsumsi. Salah satunya melalui program pengalihan minyak goreng curah ke minyak goreng kemasan.
Keputusan tersebut diambil bukannya tanpa sebab. Minyak goreng curah memang “haram” alias berbahaya bagi tubuh. Banyak zat berbahaya yang terdapat pada minyak goreng curah.
Memicu kolesterol
Konsumsi makanan yang digoreng bisa memicu tingginya kadar kolesterol. Apalagi jika Anda menggunakan minyak goreng curah yang sudah terdapat sisa atau serbuk penggorengan. Inilah yang paling memicu meningkatnya kadar kolesterol.
Diabetes
Selain kolesterol, minyak goreng curah juga bisa memicu penyakit lainnya seperti diabetes. Pemanasan minyak goreng berulang kali bisa mengakibatkan penipisan kandungan antioksidan alami. Hal ini bisa menyebabkan diabetes, hipertensi, dan peradangan pembuluh darah.
Kanker payudara
Para peneliti dari University of Illinois menguji minyak goreng bekas pakai terhadap tikus. Hasilnya menunjukkan bahwa minyak goreng yang dipanaskan kembali dapat memicu perubahan sel, sehingga dapat mendorong pertumbuhan kanker payudara.
Memanaskan minyak berulang kali diketahui dapat merusak struktur kimia minyak dan melepaskan aclorein. Ini adalah zat racun yang bersifat karsinogenik alias memicu kanker.
Keracunan makanan
Menggoreng makanan dengan minyak curah rupanya bisa menyebabkan keracunan makanan. Jika minyak goreng tidak disaring dan disimpan dengan benar, bakteri akan memakan sisa-sisa makanan yang tertinggal dalam minyak.
Bila minyak tersebut digunakan berulang kali, sifat minyak akan berubah menjadi anaerob dan merangsang pertumbuhan Costridium botulinum. Ini adalah bakteri penyebab botulisme, jenis keracunan makanan yang parah.
Penyakit kardiovaskular
Perlahan tapi pasti, zat kimia dalam minyak goreng curah akan terus mengendap sehingga mengundang penyakit. Minyak curah mengandung peroksida dan aldehid, dua bahan kimia yang dapat merusak sel dan memicu aterosklerosis.
Aterosklerosis adalah pengerasan pembuluh darah akibat timbunan plak, lemak, kolesterol, dan lainnya.
Saat dimasak dalam suhu tinggi, kandungan lemak dalam minyak akan berubah menjadi lemak trans. Semakin sering dikonsumsi, risiko penyakit jantung dan penyakit kardiovaskular lainnya semakin tinggi.
Sumber : Kompas.com