Photo Source: Flickr/edwinylee
Belakangan ini berbagai media dihebohkan dengan kabar bahwa seorang atlet senam yang sebenarnya akan dikirim untuk ajang SEA Games 2019 Filipina yang dipulangkan karena dituding sudah tidak lagi perawan. Apakah kabar ini memang benar?
Atlet Senam SEA Games 2019 Dipulangkan karena Tidak Perawan
Sang atlet adalah Shalfa Avrila Siani. Gadis yang masih duduk di kelas 3 SMA dari Kediri, Jawa Timur ini adalah atlet senam lantai. Keluarga Shalfa terkejut saat sang atlet dipulangkan dengan tudingan tidak lagi perawan. Mereka bahkan sampai membawa Shalfa ke rumah sakit untuk membuktikannya. Hasilnya adalah tudingan ini tidak benar.
Ibu Shalfa, Ayu Kurniawati menyesalkan gagalnya sang buah hati mewakili Indonesia di ajang SEA Games 2019 Filipina, apalagi dengan tudingan tidak perawan. Shalfa bahkan sampai syok dan terpukul mentalnya hingga tak lagi mau bersekolah.
“Sama pelatihnya dilempar begitu saja. Tidak ada surat atau pemberitahauan apapun. Alasannya, anak saya sering pulang malam lalu dituding sudah tidak lagi perawan,” ucap Ayu.
Shalfa sudah masuk ke Pelatnas selama tiga pekan sehingga harus berpisah dari keluarganya. Pihak keluarga pun meminta keadilan dengan melayangkan surat ke Kemenpora, Presiden Jokowi, dan berbagai pihak terkait. Mereka meminta Shalfa harus dikembalikan nama baik dan kepercayaan dirinya.
Tanggapan Kemenpora Terkait Kasus Ini
PERSANI (Persatuan Senam Seluruh Indonesia) menanggapi kasus ini dengan menyebut kabar pemulangan Shalfa akibat tudingan sudah tidak lagi perawan tidaklah benar. Mereka menyebut Shalfa kalah bersaing dengan atlet lainnya sehingga diganti.
“Yang benar itu, kata Pelatih Shalfa di Jawa Timur, pak Indra, sang atlet indisipliner dan kurang fokus. Prestasinya menurun sehingga tidak lagi disertakan ke SEA Games 2019,” tulis Kemenpora.
Kemenpora menyebut di dalam Pelatnas memang ada promosi dan degradasi, sehingga memungkinan atlet yang dianggap kurang berkembang atau kurang berprestasi diganti dengan atlet lainnya.
Meskipun begitu, Kemenpora memastikan akan menyelidiki kasus ini lebih dalam. Jika memang benar ada tudingan sudah tidak lagi perawan, pelatih akan segera ditindak dengan tegas.
“Kalau memang benar pemulangan atlet karena ada dugaan masalah keperawanan yang diungkap pelatihnya, tentu akan kami tindak tegas. Hal ini sudah mengarah ke masalah privasi dan kehormatan seseorang,” lanjut pernyataan Kemenpora.
Mitos Keperawanan
Pakar kesehatan menyebut masih banyak orang yang percaya dengan mitos keperawanan. Padahal, mitos-mitos ini belum tentu benar di sisi kesehatan. Alih-alih menganggapnya sebagai kondisi medis, pakar kesehatan justru menyebut hal ini sebagai konsep dan norma sosial saja.
Secara umum, keperawanan hanyalah tentang apakah sudah pernah berhubungan intim dengan orang lain atau tidak. Hanya saja, ada juga yang menganggap tindakan masturbasi juga bisa menyebabkan keperawanan hilang.
Jika ada yang menyebut selaput dara yang utuh sebagai tanda keperawanan, hal ini sebenarnya hanyalah mitos saja. Pakar kesehatan menyebut selaput dara tidak bisa dijadikan tanda keperawanan karena lapisan ini bisa saja robek kapan saja akibat aktivitas fisik layaknya berolahraga, kecelakaan, dan hal-hal lainnya.
Hal ini berarti jika sampai ada tudingan bahwa seseorang sudah tidak perawan hanya dari ciri-ciri fisik atau bahkan seperti tidak adanya perdarahan pada organ vital saat berhubungan intim untuk pertama kal. Bisa dipastikan bahwa anggapan ini tidak tepat. Tidak ada kaitan sama sekali antara keperawanan dengan performa seseorang, khususnya dalam hal berolahraga atau melakukan hal-hal lainnya.
Sumber:
- Boynton, Petra. 2015. ‘Am I am virgin?’ is one of Dr Petra’s.telegraph.co.uk/women/sex/how-do-i-know-if-im-a-virgin/. (Diakses pada 29 November 2019).
No comments
Post a Comment