Photo Source: kapanlagi.com
Kabar meninggalnya anak kembar di dalam kandungan Irish Bella masih menjadi perbincangan masyarakat. Dikabarkan, hal ini disebabkan oleh masalah Mirror Syndrome. Sebenarnya, seperti apa sih masalah Mirror Syndrome ini?
Masalah Mirror Syndrome yang Dialami oleh Irish Bella
Pakar kesehatan dr. Gatot Abdurrazak, SpOG yang menangani kondisi Irish Bella menyebut kematian bayinya dipicu oleh Mirror Syndrome. Hal ini membuat Bella mengalami kondisi preeklampsia.
“Jadi, Irish datang pada Jumat (4/10/2019) saat sudah masuk dalam stage 4 atau kondisi bahaya. Janin yang menerima darah sudah mengalami pembengkakan jantung. Tubuhnya juga sudah membengkak namun pertumbuhannya cenderung kecil,” ucap dr. Gatot di Rumah Sakit Harapan Kita.
Irish Bella kemudian langsung dipindah ke bagian High Dependency Unit (HDU) demi menyelamatkannya dan kedua janinnya. Sayangnya, kedua bayi kembar di dalam kandungannya meninggal dunia.
“Bayinya meninggal di dalam kandungan. Sebagian plasentanya lepas. Hal inilah yang memicu Mirror Syndrome dan preeklampsia. Tekanan darah yang naik dengan drastis yang membuat plasenta terlepas dan akhirnya membuat bayi tidak mendapatkan aliran darah dengan cukup,” lanjutnya.
Mirror Syndrome bisa dijelaskan sebagai kondisi yang membuat janin kelebihan cairan dengan kondisi tidak normal sebagai efek dari ibu yang mengalami preeklampesia. Beberapa gejala dari hal ini adalah pembengkakan yang sangat parah, tekanan darah yang sangat tinggi, ditemukannya protein di dalam urine, dan bertambahnya berat badan dalam waktu yang sangat singkat.
Pakar kesehatan menyebut kondisi ini cenderung jarang terjadi. Penyebab pastinya juga belum benar-benar diketahui. Hanya saja, sebagian ahli menyebut hali ni terkait dengan hidrops-fetalis yang membuat cairan justru menumpuk pada jaringan janin di dalam kandungan. Komplikasi dari masalah kesehatan ini bisa berupa infeksi, gangguan jantung, gangguan sistem metabolisme, dan sindrom genetik.
Mencegah Preeklampsia pada Ibu Hamil
Pakar kesehatan menyebut preeklampsia bisa terjadi saat usia kehamilan mencapai 20 minggu. Kondisi ini bahkan bisa terjadi pada ibu yang biasanya memiliki tekanan darah yang normal. Meskipun penyebabnya belum benar-benar bisa dipastikan, pakar kesehatan menyebut ada beberapa cara yang bisa kita lakukan demi mencegahnya.
Berikut adalah beberapa hal yang bisa mencegah datangnya masalah kesehatan ini.
Menjaga Berat Badan
Memang, sangat wajar jika ibu hamil mengalami kenaikan berat badan, namun bukan berarti kenaikan berat badan ini bisa sangat besar. Pakar kesehatan menyarankan ibu hamil tetap menjaga berat badannya agar tidak naik dengan berlebihan.
Jika sampai ibu mengalami masalah obesitas selama kehamilan, hal ini bisa saja menyebaban kekacauan hormon dan metabolisme. Hal ini juga bisa meningkatkan tekanan darah dan akhirnya berimbas pada preeklampsia.
Menjaga Konsumsi Makanan
Demi menjaga tekanan darah tetap normal, ibu hamil disarankan mengonsumsi makanan dengan kadar kalium tinggi seperti di dalam buah pisang atau sayuran-sayuran lainnya. Mereka juga sebaiknya tidak berlebihan mengonsumsi makanan tinggi gula, makanan dengan bahan pengawet, dan gorengan.
Menjaga Cairan Tubuh
Ibu hamil diminta untuk memenuhi asupan air minum setidaknya 8 gelas dalam sehari. Selain itu, ibu hamil sebaiknya menjaga kondisinya agar tidak kelelahan dan tidur dengan waktu yang cukup.
Rutin Berolahraga
Ibu hamil ternyata juga harus rutin berolahraga demi menjaga tekanan darahnya tetap normal. Olahraga ringan seperti berjalan kaki bisa memberikan manfaat kesehatan tersebut.
Rutin Kontrol
Rutin melakukan kontrol ke dokter kandungan bisa membantu mendeteksi gejala awal preeklampsia dan menjaga ibu hamil mengendalikan tekanan darahnya.